BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI (A-Z)
Pengantar:
Ini tulisan menarik tentang serba-serbi beternak gurami oleh kawan Mimbar Seputro. Semoga bermanfaat.
MENYIAPKAN KOLAM GURAMI
Menyiapkan
KOLAM IKAN, saya bingung setengah mampus (maafkan bahasa saya ikutan
para ABG), kolam is kolam, end of story. Isi air yang banyak, masukkan
ikan, sama halnya seperti memasukkan ikan di akuarium atau bak mandi
kita sehari-hari.
Buku
saya baca lagi, learning by doing kata orang Inggris. Kolam harus
dekat rumah, maksudnya mudah pengawasannya. Terutama sekali itu lho,
ngintipin ikan gurame berahi, dengan harapan kita mendapatkan banyak
telur yang kemudian menetas menjadi “gonada”- baby gourami. Oooo itu….
Oh
masih banyak lagi, selain manusia jahil, banyak musuh ikan yang lain,
binatang sejenis lingsang, burung blekok, burung elang, ular, bahkan
kodok budug-pun menjadi musuh sang Gurami. Kalau anda menonton filem
discover, anda bilang “oh itu hukum alam, mereka musti memangsa
binatang lainnya, agar mereka hidup”. tapi dalam perikanan its totally
different things!. Anda tidak akan membiarkan terjadi, biarlah hukum
alam terjadi, tapi jangan disini, di balongku, di tebatku.
Mula-mula
kolam dipaculi dan dibentuk pematang-pematang yang berbentuk
trapesium. Bentuk trapesium sudah diterima masyarakat luas, maksudnya massa
air biasanya lebih menekan dibagian bawah daripada bagian atas.
Apalagi dibagian bawah sering longsor, dilubangi oleh belut, lele,
kepiting nakal dan bandelnya minta ampuun.
Kemiringan
kaki trapesium biasanya 45 derajat, kata Zulkifli Jangkaru, tapi pak
Slamet Soeseno bilang lain lagi. Bagian luar boleh tegak lurus, bagian
dalam agak landai 1: 1,5 atau 1:1,75
Kolam-kolam
kita nantinya akan diisi air sampai 60 cm. Jadi dengan pematang,
bibir tegalan maka paling tidak 80-90 cm dianggap cukup ideal. Setelah
tanah di cangkuli, biasanya dibiarkan kering sampai retak-retak, biar
kalau ada hama
pengganggu ikut mati kepanasan. Tapi Kalau ternyata masih ada yang
staminanya kuat, dibantu dengan pemberian “cengkaling” sejenis kapur
beracun, yang disebarkan disudut dan penjuru kolam. Biasanya belut,
udang, kepiting pada kepanasan dan keluar untuk ditangkap para petani
dan dibantai seperti layaknya dukun santet.
Kolam
kemudian didiisi air, dibiarkan semalaman agar racu-racun
“cengkaling” nya luntur kehebatannya lantaran mengendap. Kemudian air
dibuang dan kolam dikeringkan sekali lagi. Maka kolam siap
dipergunakan.
Air
umumnya berlimpah, tetapi mengingat sistem pengairan kita dasarnya
dalah gotong royong, maka kerja sama dengan penduduk setempat yang
sesama petani harus terjaga. Kapan pembagian air, kapan kita harus
menahan diri. Semua tidak tertulis dibuku, tetapi dijalankan secara
turun temurun. Peternak harus mau “siskamlong”, sistem keamanan
pengairan balong, modalnya lampu senter dan sebungkus rokok serta
komunikasi.
Kalau
air sudah masuk, harus di saring agar supaya ikan gabus, lele,
kepiting, kodok budug, udang bisa masuk kedalam kolam kita. Biasanya
dipipa pralon para petani memasang saringan (sosok) yang terbuat dari
anyaman bambu. Air ditunggu sampai tingginya 60 cm, baru sisanya
dialirkan ketempat lain atau ke parit pembuangan.
Secara teori, ikan gurami menyukai air dengan kadar keasaman 6,5 sampai 7.0 dan suhu air 24-28 derajat Celcius.
Di
habitatnya, gurami hidup di rawa-rawa, ini bisa dilihat bahwa gerakan
Gurami umumnya vertikal. Anggun dan hanya menimbulkan suara haluuuus
sekali, kecuali kalau dia terkejut.
|
Makanan GURAMI
Seperti
dikatakan bahwa Gurami adalah mahluk Vegetarian, atau kata anak saya
Herbivor. Keuntungannya segala macam daun-daunan yang lembut
strukturnya bisa di “empan” kan kepada gurami dewasa.
Petani-petani
jabar, selalu menjemur daun-daun yang akan diberikan kepada
peliharannya terlebih dahulu sehingga layu, dengan demikian getah yang
beracun bisa dinetralisir.
· Daun
talas/keladi atau sente (jabar) yang tua, biasanya seberapapun
makanan ini diberikan, akan ditarik-tarik oleh gurami sampai tinggal
tulang-tulangnya.
Dianjurkan menanam sendiri talas ini di tegalan kolam, dihalaman rumah, karena gurame tidak bisa hidup tanpa keladi, sampai menjadi tua-tua keladi.
· Daun ketela Singkong
· Daun Pepaya
Kurang dianjurkan diberikan untuk biang Gurame karena merusak kantung telur.
· Daun Kangkung
· Daun ubi jalar
juga tidak dianjurkan untuk diberikan kepada biang gurame.
· Ketimun
· Tauge, bisa tauge kacang hijau, tauge kacang merah dan tauge dari bibit padi muda.
· Labu
· Talas
· Pellets
Beberapa peternak membuat sendiri pellet yang terdiri Katul, tepung ikan, bungkil kedelai, protein Tepung Daging dan tambahan 10 tablet anti biotik untuk per 100 kg pelet.
· Jagung
rebus. Sangat baik untuk mempercepat kematangan “gonade” sehingga
memperpendek waktu pemijahan. Jumlah jagung rebus yang diberikan 3-5%
berat badan induk. Menurut Heru Susanto, telur yang matang pada usia
45-60 hari bisa diperpendek menjadi 25-30 hari.
Cara pemberiannya dengan menempatkan jagung pada anyaman bambu 0,5 x 0,5 meter, lalu ditenggelamkan sekitar 15 cm dengan jarak 0,5 m dari pinggir kolam. Pilih tempat yang terlindung dan tempat ikan berkumpul.
Sekalipun
kita beranggapan bahwa gurame adalah mahluk vegetarian, tetapi mereka
tidak menolak anak semut (kroto), dedak, ampas tahu, bungkil kacang.
Bahkan beberapa petani memasang lampu teplok dipinggiran kolam jika
dilihatnya banyak serangka beterbangan.
Serangga-serangga ini tertarik kepada cahaya lampu, dan ketika mereka mendekat lalu jatuh, maka gurame dengan suka cita melahapnya. |
Telor Gurami
Sebelum
ikan gurami mampu bertelur, tentunya ikan harus dimasukkan secara
berpasangan dan kawin secara masal. Kawin campur dalam kolam tidak
dibicarakan disini.
Sebagai “rule of thumb”, seekor biang gurami memerlukan kavling 15-20 meter persegi. Pemacek (pejantan) boleh mengawini empat ekor biang. Mengintip gurami pacaran kata yang sering melihat adalah pengalaman mengasyikkan. Bila pejantan sudah mulai mengejar yang biang, maka kolam pemijahan harus disiapkan. Setahun, ikan bisa bertelur sampai dua kali. Beberapa petani berpengalaman bahkan bisa mencium bau amis yang ditimbulkan dari kolam sebagai tanda kesiapan berpijah peliharaannya.
Perbaikan Kolam
Kolam harus sudah dikeringkan, dan ditaburi kapur 100-200 gr/meter persegi guna membunuh hama dan parasit. Kedalaman kolam harus 60-100 meter persegi
Mempersiapkan
sarang, di Jawa Barat, petani biasanya menyiapkan pengki atau sosok
yang terbuat dari anyaman bambu, atau membuat lubang bergaris tengah
30 cm sedalam 35 cm untuk merangsang gurami menaruh telur ditempat
yang sudah disediakan. Untuk bahan pembuatan sarang dapat menggunakan
ijuk halus atau sabut kelapa. Petani Jawa Barat bahkan membuat bahan
sarang dari karung plastik yang sudah di cabik-cabik memanjang seperti
kertas pelindung barang pecah belah.
Supaya tidak bertebaran di dalam kolam, maka ijuk yang sudah direndam semalaman dan disisir halus, dijepit dengan sebilah bambu secara longgar agar supaya mudah ditarik-tarik oleh ikan. Banyaknya ijuk sekitar 1-1,5 kg untuk sebuah sarang. Untuk mengetahui bahwa gurami sudah bertelur, masukkan lidi kedalam sarang, perhatikan apakah ada lapisan minyak keluar dari sarang untuk memastikan bahwa telur sudah ditempatkan didalamnya |
Penetasan Telur Gurami
Membiarkan
telur menetas secara alami biasanya tidak membawa hasil yang
menggembirakan. Campur tangan petani sangat diperlukan.
Memetik Sarang. Mengambil telur dari sarangnya harus dilakukan secara perlahan-lahan. Bawa ember berisi air , lalu dekatilah sarang seperti orang mau menangkap burung, sebab sarang selalu dijaga oleh orang tuanya, sehingga diperlukan keahlian khusus. Cara membawa sarang harus dengan tutup sarang berada diatas. Membersihkan telur. Telur harus dipisahkan dari kotorannya. telur yang baik berwarna kuning mengkilat, sedangkan yang busuk berwarna putih susu dan keruh. Ambil hanya telur yang baik.
Penetasan di petakan kolam
Kolam yang dipakai biasanya yang berukuran kecil atau lebih sering dinamakan “anak kolam” atau petakan kolam.
Kolam
petakan terlebih dahulu harus disterilkan dengan cara mengeringkan
dasr kolam, pemberian kapur sebanyak 100-200 gram per meter persegi,
pemberian pupuk kandang 150-200 gr per meter persegi, pemberian pupuk
urea 15-20 gr per meter persegi sehingga terciptta suasana kolam yang
bersih, namun subur akan mikroorganisme yang dibutuhkan ikan kelak.
Alirkan air kedalam kolam setinggi 35 cm dan biarkan sekitar 7-10 hari untuk memberikan kesempatan makanan alamiah pythoplankton berkembang biak dan menetralkan racun akibat pemupukan dan pengapuran.
Setelah
telur dimasukkan kedalam kolam diberi tenda untuk melindungi telur
dari sengatan terik matahari, dalam jangka waktu 20-30 hari akan
muncul larva gurami. Cara ini memiliki kelemahan seperti sulit
mengontrol adanya jamur parasit, kondisi air yang berubah-ubah, ancaman
hama pengganggu terhadap larva yang masih lemah.
Penetasan dalam wadah
Cara ini sekalipun memerlukan perhatian terus menerus namun hasilnya lebih memuaskan karena selain lebih aman dari hama penyakit pengawasannya lebih mudah, sehat dan kaya oksigen serta lebih banyak kemungkinan telur menetas.
Siapkan
gentong, jamban dari tanah liat sebanyak dua buah, satu sarang
memerlukan dua gentong. Lalu isi dengan air jernih sekitar separuh
lebih sedikit.
Letakkan gentong terapung diatas kolam penetasan, beri atap agar supaya tidak terkena air hujan yang bisa menggagalkan telur.
Usahakan agar mendapat matahari pagi
Pindahkan sarang yang berisi telur kedalam gentong. lalu uraikan ijuk dan telur akan jatuh kedalam gentong.
Letakkan daun tebu diatas permukaan air dalam gentong.
Air
dalam pasu diganti setiap dua kali sehari. Caranya, masukkan saringan
halus kedalam air. Air yang terkumpul di dalam saringan dikeluarkan
melalui selang. Usahakan pergantian secara bertahap sehingga tidak
terjadi goncangan pada telur dan tidak terjadi perubahan suhu mendadak.
Minyak yang mengapung dalam gentong sebaiknya dibuang
Lama penetasan adalah 2 minggu, telur yang tidak menetas (busuk) dibuang karena akan mencemarkan air.
Selesai menetas biarkan anak gurami selama 10 hari dan jangan diberi makan.
Setelah 10 hari diberi dedak campuran kuning telur.
|
Anatomi Kolam GURAMI
<!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Pengetahuan mengenai anatomi kolam dibutuhkan agar terhindar kesalahan konstruksi setelah kolam diisi ikan.
PEMATANG
Membuat
sebuah kolam sebetulnya membuat pematang atau tegalan. Bentuk
pematang yang disukai dewasa ini adalah trapesium yang melebar di
bagian bawahnya. Pematang retak atau bocor harus segera ditambal
dengan tanah liat. Belut atau kepiting suka membuat lubang di pematang
sehingga harus ditutup secepatnya. Pada saat bertelur nanti, gurami
cenderung mengorek lunag berukuran 30 cm sedalam 30 cm sehingga
hal-hal seperti ini harus diantisipasi oleh peternak.
Idealnya bagian atas pematang dibuat selebar 1 meter, bagian bawahnya 1,5 meter dengan ketinggian 1 meter. Tegalan ini nantinya ditanami rumput untuk mencegah kelongsoran dan tanaman keladi, tanaman singkong yang bisa dimanfaatkan sebagai catu makanan gurami.
SALURAN MASUK AIR
Parit-parit
air dibuat harus lebih tinggi daripada kolam. Bila air dibendung
dengan bendungan sementara yang terdiri dari tumpukan bata, batu,
papan dan bambu, maka permukaan air akan naik sehingga bisa mengairi
kolam. Untuk menahan parit agar tidak longsor, sisi parit di tahan
dengan anyaman bambu.
SALURAN PEMBUANGAN AIR atau drainase
Saluran
pembuangan atau drainase sangat vital, biasanya saluran ini harus
lebih besar sehingga kalau terpaksanya harus mengeringkan lebih dari
satu kolam secara bersamaan, lubang saluran tidak kewalahan sampai
sampai meluap.
Tentu saja saluran ini dibuat lebih rendah daripada kolam.
PINTU AIR MASUK
Dipilih
yang terbuat dari bahan pralon 4″ yang dilengkali dengan elbo (knee)
di kedua ujungnya. Kalau elbo ini diarahkan keatas bisa berubah fungsi
sebagai pintu penutup. Sebuah saringan yang terbuat dari anyaman
bambu kelak dipasang pada elbo sehingga berfungsi menyaring sampah,
menyaring ikan gabus, sepat, ikan sapu-sapu yang tidak diinginkan
memasuki kawasan kolam. Saluran air selain dibuat lebih tinggi dari
0,75 m, juga menjorok kedalam kolam sehingga terjadi efek grojogan, yang
akhirnya merupakan suply oksigen
PINTU AIR KELUAR
Pintu ini harus dibuat agar supaya ikan kita tidak terbawa keluar.
KEMALIR
Sebuah
parit kecil didalam kolam, tujuannya ketika kolam dikeringkan, ikan
bisa digiring mengumpul kesuatu tempat yang lebih miring sehingga
mudah ditangkap. Menurut Heru Susanto, ukuran yang ideal adalah lebar
40 cm, kedalaman 20 cm.
KOBAKAN
Sama dengan kemalir, hanya dibuat lebih lebar misalnya panjang 1 meter lebah 2 meter. Tujuannya ya untuk menangkap ikan.
PELATARAN
Pelataran
adalah kata lain dari dasar kolam secara keseluruhan. Pelataran
dibuat miring ke arah saluran pembuangan. Lumpur dalam kolam harus
kaya akan unsur hara yang sangat dibutuhkan ikan.
Untuk mendapatkan harga yang baik, umumnya gurami dijual dalam keadaan hidup-hidup dan dagingnya tidak berbau lumpur.
Bau lumpur dalam tubuh Gurami diduga akibat senyawa geosmin akibat pekerjaan bakteri dan plankton. Dalam kolam yang tidak mengalir, akan terjadi penumpukan bahan organik secara terus menerus. Usia plankton sangat singkat, dan ketika mati menimbulkan bau busuk pada kolam dan pada ikan.
MENCEGAH BAU LUMPUR
Mengurangi intensitas matahari
Jenis plankton akan tumbuh cepat bila terkena sinar matahari. Jika separuh kolam diberi naungan, maka populasi plankton dapat ditekan.
Pemupukan yang seimbang
Pemberian pupuk N dan P dengan perbandingan 4:1 akan menghambat pertumbuhan alga biru. Dosis pemberian adalah 7-14 mg setiap meter kubik air dapat dilakukan setiap minggu
Pemberian pakan dalam jumlah yang tepat
Usahakan pakan ikan jangan sampai tersisa sebab akan menjadi penyebab peningkatan mikro organisme
Penyaringan air kolam
Penebaran ikan pemakan plankton
Ikan mola, nilem dan sepat memiliki kemampuan memangsa plankton yang baik. Hanya penebaran ikan pemangsa plangkton harus diperhatikan agr supaya tidak terjadi perebutan pakan.
Pengendalian secara Kimiawi. Dengan pemberian planktonsida kuprisulfan dan kuprisandoz.
MENGHILANGKAN BAU LUMPUR
Pemberaan
Selama 3-5 hari ikan disuruh berpuasa dalam air tawar yang mengalir. Hasil penelitian, gurami yang berbobot setengah kiloan setelah diberakan dalam air tawar selama 7 hari ternyata telah terbebas dari bau lumpur dan dagingnya menjadi lebih kenyal.
Pengolahan
hasil Cara memasak gurami dengan menambahkan bumbu masak tradisional
seperti kunyit, bawang merah, daun salam, dan serai dapat mengurangi
bau lumpur dalam gurami.
|
JENIS GURAMI
Ikan Gurami (giant Gourami), diberi nama di jawa sebagai Gurameh, Brami, di Sumatera sebagai Kalui, dan di Kalimantan sebagai ikan Kali.
Ikan gurami (Osphronemus gourami)
mempunyai bentuk gepeng (compressed), yang muda bersikap agresif,
tetapi sifat ini akan berkurang sejalan dengan umur gurami.
Ikan gurami muda berdahi yang normal dan rata, semakin dewasa dahi
ini makin tebal dan kelihatan menonjol. Pada ikan muda ada 8 buah
garis tegak, yang akan hilang setelah ikan mulai menginjak dewasa.
Petani mengenal dua jenis gurami, yaitu Gurami Soang (angsa) ikan ini yang bisa mencapai panjang 65 centimeter dengan berat 8 kilogram. Jenis yang lain Gurami Jepang
hanya mampu tumbuh 3,5 kilogram dengan panjang maksimal 45
centimeter. Strain (bakat) yang berbeda inilah yang harus diperhatikan
(sayangnya sukar menengarainya) jika ingin beternak Gurami.
Gurame
bule dan belang juga tidak jarang dijumpai. Bagi yang suka
rumit-rumit, dalam kepengurusan partai kerajaan dunia hewan, ikan ini
diklasifikasikan sbb:
Klas: Pisces Sub klas: Teleostei Ordo: Labyrinthici Sub ordo: Anabantoidae Famili: Anabantidae Genus: Osphronemus Species: Osphronemus gouramy (Lacapede)
|
Buku mengenai ikan GURAMI
Buku-buku yang saya baca umumnya buku berbahasa Indonesia, kadang merasa haru melihat kenyataan bahwa buku yang bermutu, ditulis dengan penuh dedikasi, dan dijual dengan harga yang terjangkau. Salut saya
( Osphronemus gouramy)
1. SEJARAH SINGKAT
Gurame
merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar,
bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut
berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan
keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan
gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan
menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan
gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.
Di Indonesia, orang Jawa
menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui,
sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant
Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.
2. SENTRA PERIKANAN
Daerah
di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan
Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
3. JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis
gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami
jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak
dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis
lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar
dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur,
porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai
top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
1.Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup
mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang
besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar
kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5.
Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir
sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk
pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang
diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara
polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a)Kolam penyimpanan induk
Kolam
ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan
telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang
luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan
kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b) Kolam pemijahan
Kolam
berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan
kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim
pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah
suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm;
dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa
injuk atau ranting-ranting.
c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas
kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara
30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama
pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada
saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
d) Kolam pembesaran
Kolam
pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan
benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit
sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a)Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b) Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c)
Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah
tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
d)
Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi.
Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan
tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar
kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e)
Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk
air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f)
Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan
merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk
hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar
kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
Peralatan
Alat-alat
yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk
menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom
berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul,
arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang
digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah
warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm,
ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung,
keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban
(untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain
tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang
untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu,
oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih
ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari
jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap
benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser
(gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
6.2. Pembibitan
Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a)Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b) Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c) Ukuran kepala relatif kecil
d) Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidak luka.
e) Gerakan normal dan lincah.
f) Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g) Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a)Betina
- Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b) Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Pemeliharaan Induk
Induk-induk
terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam
penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap
induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3
kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang
diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2
blekminyak tanah setiap kali pemberian.
Pembenihan
Bila
proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam
penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam
kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai
berikut:
a)Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
b)
Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang
dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c) Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
d)
Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500
gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air
hingga kedalaman 75 cm.
e) Untuk
kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor
betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk
betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian
disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur.
20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah
lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
Pemeliharaan Bibit
Benih-benih
yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam
pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan
adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan
pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu
pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah
persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter
persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang
dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang
telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan
tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali
seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih.
Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a)Polikultur
Ikan
gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau
lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang
cukup lambat.
b) Monokultur
Pada
pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus
berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm)
diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
Pemupukan
Pemupukan
dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya
pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan
maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap
pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini
pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap
100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai
ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada
tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan
seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam.
Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan
sudut kolam.
style="text-align: justify;">
Pemberian Pakan
Makanan
pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di
daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan
alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya:
daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar,
ketimun, labu dan dadap.
Pemberian
makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat
meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang
sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun
berturut-turut selama 5 tahun.
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap
habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan
agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan,
kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
Gangguan
yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut
penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit.
Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti
adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan
akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan.
Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku
ikan-ikan tersebut.
Memang
diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya.
ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.
Gangguan
lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri,
virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena
penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1)Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan
timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan
melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala
stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi
dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1)Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a.Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2)
Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan
2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan
tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu
disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3)
Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit
mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi
air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk
sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut.
Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit
saja. (3) Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air
bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4)
pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang
sama.
7.2. Hama
Bagi
benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan
liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame
dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam
burung pemangsa.
8. P A N E N
8.1. Penangkapan
Pemanenan
benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan
menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk
diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung
benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke
lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3
gram/ekor pada saat dipanen.
Pemanenan
hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta
konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun,
ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3
kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35
cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya
dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.
Adapun
cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan
dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat
menyebabkan ikan terluka.
8.2. Pembersihan
Setelah
air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok
dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak
hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke
kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu.
Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak
mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan
besarnya benih.
9. PASCA PANEN
9.1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya
ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen
dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a.Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
9.2. Penanganan ikan segar
Ikan
segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a.Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c.
Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
9.3. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan
es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es
dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan
disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es
lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es,
demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut:
1.
Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit
dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam
kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2.
Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan
tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi
yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x
0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih
ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih
dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.Sistem terbuka
Dilakukan
untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu
yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi
air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih
ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan
untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari
4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri
dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9
gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
(1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3)
hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air; (3)
alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3
volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu
diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi
membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35
m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2.
Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam
setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong
plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
4.
Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih
ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan
tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan
analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di daerah
Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
1) Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan Rp. 480.000,-
2) Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-
3) Pakan
- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,-
- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,-
Rp. 420.000,-
Rp. 75.000,-
4) Obat
- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,-
Rp 12.000,-
5) Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-
6) Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-
2. Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
3. Keuntungan Rp. 4.510.300,-
4. Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio
= 1,89
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya
ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. disamping
rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah
menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi
syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak
terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani
ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari
setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat
dari harga bibit. Harga dari ikan gurame di pasaran sangat bervariasi
tergantung dari bobot ikan tersebut.
Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000 tergantung keadaan pada saat itu.
· Budi Daya Ikan Gurame oleh Heru Susanto, Penerbit Kanisius harga sekitar Rp. 9300
· Petunjuk Praktis Budi Daya Ikan Gurami oleh Heri Respati dan Budi Santoso, Penerbit Kanisius harga sekitar Rp. 4000
· Membudidayakan Gurami Secara Intensif oleh Harsono Puspowardoyo dan Abbas Siregar, penerbit Kanisius harga sekitar 5600
· Memelihara Ikan Bersama Ayamoleh Kusno, penerbit Penebar Swadaya, seri perikanan XXIII/197/89 harga sekitar 3800
· Usaha Budidaya Ikan GURAMIoleh Taufiq Rusdi, CV Simplex – Jakarta, harga sekitar Rp. 5000
· Makanan Ikanoleh Ahmad Mujiman, penerbit Panebar Swadaya, seri perikanan – XV/83/87, harga sekitar Rp. 15.400
· Budidaya Ikan di Pekaranganoleh Heru Susanto, penerbit Panebar Swadaya harga sekitar Rp. 12350
· Memacu Pertumbuhan Guramioleh Zulkifli Jangkaru, penerbit Panebar Swadaya harga sekitar Rp. 9250
· Budidaya Ikan Guramioleh Maloedyn Sitanggang, penerbit Panebar Swadaya harga sekitar Rp. 6350
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar