TUNE UP (SERVICE) SEPEDA MOTOR
Setiap sepeda motor yang dioperasikan, pada akhirnya akan
mengalami suatu keadaan dimana bagian-bagian dari sepeda motor
tersebut (mesin, transmisi, rangka, dsb) mengalami kelelahandan keausan sehingga mengurangi kinerjanya, diantaranya : tenaga mesin
menurun,akselerasi lambat, bahan bakar boros, dan kemungkinan
kerusakan berlanjut/merembet terhadap kerusakan komponen yang lainnya.
Apabila kondisi tersebut tidak ditanggulangi melalui perawatan
berkala kendaraan, maka kondisi tersebut akan meningkat ke arah kerusakan komponen yang bertambah parah dan membutuhkan dana yang
cukup
besar untuk mengembalikan sepeda motor pada kondisi semula.
Tune up merupakan kegiatan perawatan berkala pada sepeda
motor,
dimana kegiatan ini meliputi :
1) Memeriksa
bagian-bagian sepeda motor untuk memastikan bagian tersebut masih berfungsi.
2) Membersihkan bagian yang kotor agar kotoran yang ada tidak merusak sistem.
2) Membersihkan bagian yang kotor agar kotoran yang ada tidak merusak sistem.
3) Menyetel bagian
yang berubah agar sesuai dengan spesifikasinya.
4)
Memperbaiki/mengganti komponen yang rusak/aus.
Diharapkan dengan dilakukannya tune upberkala dengan baik, maka akan diperoleh :
1) Usia
komponen/kendaraan lebih lama
2) Konsumsi bahan
bakar lebih ekonomis
3) Tenaga mesin
optimal
4) Kadar polusi/emisi
gas buang kendaraan lebih rendah.
Prosedur Tune UpSepeda Motor Uraian rangkaian kegiatan yang dilakukan setiap melaksanakan
tune up sepeda motor adalah sebagai berikut :
1) Bagian Mesin
a) Memeriksa dan
mengganti oli pelumas mesin
b) Membersihkan
saringan udara
c) Membersihkan
saringan bahan bakar
d) Memeriksa dan
menyetel busi
e) Membersihkan
karburator
f) Menyetel katup
g) Menyetel campuran
bahan bakar/putaran mesin
h) Menyetel kebebasan
kopling
2) Bagian Kelistrikan
a) Memeriksa dan
merawat baterai
b) Memeriksa fungsi
kelistrikan (bel, lampu tanda belok, lampu kepala, lampu rem, lampu indikator)
3) Bagian Chasis
a) Memeriksa dan
menyetel gerak bebas rem
b) Memeriksa, merawat
dan menyetel gerak bebas rantai roda
c) Memeriksa
kekocakan poros kemudi
d) Memeriksa kondisi
ban dan menyetel tekanan angin ban
e) Memeriksa dan
mengencangkan baut-baut pengikat (baut rangka, baut pengikat mesin, tuas starter, tuas
transmisi,
dsb)
Uraian Pelaksanaan Tune UpSepeda Motor
1) Bagian Mesin
a) Memeriksa dan
mengganti oli pelumas mesin Pemeriksaan jumlah oli pelumas mesin melalui
stickoli, jumlah/tinggi permukaan oli harus berada di antara tanda batas atas dan batas bawah
pada stickoli.
(1) Kekentalan/viskositas
rendah/encer
(2) Jumlah oli kurang
(3) Warna oli berubah
drastis/jarak tempuh sudah terpenuhi.
Oli pelumas mesin sepeda motor mempunyai SAE 20W/50 dengan API SE/SF. Jumlah oli 0,8 – 1,5 ltr, tergantung
spesifikasi motornya. Saat melakukan pembongkaran ataupun turunmesin,jumlah oli yang diisikan ditambah 20% dari jumlah penggantian oli pada kondisi normal. Misalnya pada saat penggantian oli normal 0,8 ltr, maka saat turun mesin oli pelumas diisi
kembalisebanyak 1 ltr.
b) Membersihkan
saringan udara
Terdapat dua jenis saringan udara yang digunakan pada sepeda motor, yaitu :
(1) Saringan udara tipe kertas, dan (2) Saringan udara tipe busa/spon.
(1) Saringan udara tipe kertas
Saringan udara tipe kertas yang kotor cukup dibersihkan
saja, namun apabila elemen saringan telah tersumbat maka saringan harus diganti. Cara pembersihan saringan udara tipekertas adalah dengan menggunakan udara bertekanan, semprotkan udara bertekanan dari arah berkebalikan dengan arah aliran udara kerja masuk ke silinder.
(2) Saringan udara tipe busa (spon)
Saringan udara tipe spon dapat dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan cairan pembersih yang tidak mudah terbakar, kemudian diperas dan dikeringkan (cara memeras tidak boleh dipuntir, cukup ditekan pada kedua telapak tangan atau di genggam/dikepal kencang, agar elemen saringan udara tidak sobek/rusak). Setelah kering, elemen saringan udara direndam dalam minyak pelumas kemudian diperas lagi untuk membuang kelebihan minyak dalam elemen saringan udara.
c) Membersihkan
saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar yang kotor dapat dibersihkan dengan udara bertekanan, namun apabila telah tersumbat maka
saringan bahan bakar harus diganti.
Cara pembersihan saringan bahan bakar adalah dengan cara menyemprot elemen saringan bahan bakar menggunakan udara bertekanan. Arah semprotan udara berlawanan dengan arah aliran bahan bakar supaya semua kotoran terbuang keluar. a. Saringan Kasa Pada Karburator b. Saringan Pada Saluran
d) Memeriksa dan
menyetel busi
Melepas busi, kemudian memeriksa kondisi busi dari :
(1) Keretakan
insulator, busi dengan insulator yang retak/pecah tidak layak digunakan dan harus diganti.
(2) Memeriksa keausan
ujung elektroda, apabila ujung elektroda telah aus busi harus diganti.
(3) Memeriksa kondisi
pembakaran di dalam ruang bakar dengan memeriksa warna hasil pembakaran pada
busi.
Keterangan :
1. Normal : Ujung
insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesin normal dan
penggunaan nilai panas busi yang tepat.
2. Tidak Normal :
Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibat kebocoran oli
pelumas ke ruang bakar atau karena
penggunaan oli pelumas yang berkualitas rendah.
3. Tidak Normal :
Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahan bakar &
udara terlalu kaya atau kesalahan
pengapian. Setel ulang, apabila tidak ada perubahan naikkan nilai panas
busi.
4. Tidak Normal :
Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkan kebocoran oli
pelumas atau kesalahan pengapian.
5. Tidak Normal :
Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh disebabkan pengapian
terlalu maju atau overheating. Coba
atasi dengan menyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar
&
udara ataupun sistem pendinginan. Apabila tidak ada perubahan,
ganti busi yang lebih dingin.
e) Membersihkan
karburator
Membongkar karburator dan bagian-bagiannya, bersihkan dengan udara tekan, kemudian merakitnya
kembali. Pada saat membongkar dan membersihkan dengan udara bertekanan, perhatikan jangan sampai
ada komponen yang hilang.
f) Menyetel katup
Menyetel katup dengan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Membuka tutup
katup dan tutup magnet
(2) Memutar poros
engkol searah putaran mesin, menepatkan poros engkol pada sehingga piston pada
posisi top (akhir langkah kompresi), dengan memeriksa tanda “T” magnet tepat pada garis penyesuai
pada blok magnet dan kedua katup pada posisi tidak tertekan/bebas.
(3) Memeriksa/menyetel
celah katup dengan feeler gauge, alat penyetel katup dan kunci ring. Penyetelan
dilakukandengan terlebih dahulu mengendorkan mur kontra, kemudian memasang feeler
gauge dan
memutar sekrup penyetel.
Setelah dirasa setelan tepat, tahan sekrup penyetel dan kencangkan mur kontra. Penyetelan celah katup tepat apabila saat feeler
gaugeditarik terasa agak seret namun tidak sampai tergores.
(4) Memasang kembali
tutup katup dan tutup magnet.
g) Menyetel
karburator (campuran bahan bakar dan putaran stasioner mesin)
Penyetelan karburator akan tepat apabila syarat-syarat
berikut initelah dipenuhi terlebih dahulu :
(1) Penyetelan katup
sudah tepat.
(2) Penyetelan timing
pengapian sudah tepat.
(3) Saringan udara
dan saringan bahan bakar telah dibersihkan.
(4) Karburator telah
dibersihkan.
(5) Mesin telah
mencapai suhu kerja (dipanaskan terlebih dahulu)
Cara penyetelan karburator adalah sebagai berikut :
(1) Menghidupkan
sepeda motor, mesin telah mencapai suhu kerja.
(2) Sedikit menaikkan
rpm mesin dengan cara memutar sekrup ngatur rpm (stop screw). (±1700 rpm)
(3) Memutar sekrup
penyetel udara (air screw) searah jarum jam sampai rpm turun dan mesin hampir mati,
kemudian
(4) Memutar balik
sekrup penyetel udara (berlawanan jarum jam) perlahan-lahan sampai diperoleh rpm
mesin yang tertinggi dan stabil. Atau apabila dihitung berdasarkan jumlah putarannya, total putaran
sekrup penyetel udara : ±1 ½ putaran (tipe Cub), dan ±2 ½ putaran (tipe Sport).
(5) Menyetel sekrup
pengatur rpm hingga putaran stasioner mesin ±1400 rpm.
(6) Menyetel
kelonggaran kabel gas.
h) Menyetel kebebasan
kopling
Supaya kopling kembali bekerja secara optimal, maka secara berkala kopling harus disetel. Penyetelan
kopling yang dimaksudkan adalah penyetelan gerak bebas mekanisme penggerak kopling, yang
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
(1) kopling manual (kopling tangan), dan (2) kopling otomatis(tunggal
dan ganda).
Langkah penyetelan :
(1) Penyetelan gerak
bebas pada kopling manual (kopling tangan)
(a) Mengendorkan mur pengunci (pada tuas kopling ataupun pada kabel kopling).
(b) Memutar mur
penyetel sampai diperoleh gerak bebas tuas kopling yang tepat (±10 – 20 mm).
(c) Mengencangkan
kembali mur pengunci.
(2) Penyetelan gerak
bebas pada kopling otomatis (tunggal maupun ganda) Langkah Penyetelan :
(a) Mengendorkan mur pengunci, Tune Up Sepeda Motor/SPD. OTO
(b) Memutar baut
penyetel kopling (adjuster bolt) searah putaran jam ±1 putaran, kemudian
(c) Putar balik baut
penyetel kopling (berlawanan arah jarum jam) sampai terasa ada sentuhan,
(d) Putar kembali
baut penyetel kopling searah jarum jam s/d. ¼ putaran,
(e) Menahan baut penyetel kopling, kemudian mengencangkan mur pengunci.
2) Bagian Kelistrikan
a) Memeriksa dan
merawat baterai
(1) Memeriksa jumlah
cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas atas dan batas
bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang
diperbolehkan.
(2) Memeriksa berat
jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang,
maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka
tambahkan air sulingsampai mencapai berat jenis ideal.
(3) Pemeriksaan
terminal baterai dan sekering. Terminal baterai yang kotor/berkarat harus dibersihkan
dengan sikat dan air hangat, apabila terminal kendor harus dikencangkan.
Berikan vetatau grease pada setiap terminal baterai untukmeilindungi terminal baterai dari karat/
penggaraman akibat oksidasi.
(4)Pemeriksaan
pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran,
tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.
b) Memeriksa fungsi
kelistrikan (bel, lampu tanda belok, lampu kepala, lampu rem, lampu-lampu
indikator, dsb)
(1) Menyalakan semua
peralatan kelistrikan (bel, lampu tanda belok, lampu kepala, lampu rem,
lampu-lampu indikator, dsb) untuk memeriksa fungsinya.
(2) Menyetel tinggi
lampu kepala.
3) Bagian Casis
a) Memeriksa dan
menyetel gerak bebas rem
(1) Menekan pedal
rem, memeriksa gerak bebas dan keausan kanvas/padrem dengan melihat pada
indikator keausan keausan kanvas rem.
(2) Mengganti
kanvas/padrem apabila keausan kanvas/pad melewati batas indikator keausannya.
a. Rem Tromol b. Rem Cakram
(3) Menyetel gerak
bebas rem melalui mur penyetel pada
kabel rem.
a. Rem Depan (Tromol)
b. Rem Belakang (Tromol)
(4) Memeriksa
jumlah/ketinggian permukaan minyak/cairan rem pada reservoir master silinder rem (untuk
rem penggerak hidrolik) dan menambahkan minyak/cairan rem apabila jumlah/tinggi permukaan
minyak/cairan rem di bawah batas bawah yang diijinkan.
(5) Memeriksa
kebocoran cairan rem, memperbaiki kebocoran dan membuang udara palsu pada sistem
rem penggerak hidrolik (apabila terjadi kebocoran).
b) Memeriksa, merawat
dan menyetel gerak bebas rantai roda
(1) Memeriksa kondisi
keausan rantai roda dan sprocket.
Memeriksa kekocakan dan kelancaran pergerakan engsel rantai (pada pivotdan
pin rantai), pastikan pivotrantai tidak kocak, namun dapat bergerak dengan lancar. Apabila sudah kocak ataupun tidak dapat bergerak dengan lancar maka, rantai roda dan
sprocketperlu diganti. (Rantai roda/sprocket yang aus harus diganti satu unit !)
(2) Merawat/membersihkan
rantai roda menggunakan air sabun dan sikat halus, kemudian dikeringkan dan
dilumasi.
Merawat/Membersihkan Rantai Roda
(3) Memeriksa arah
pemasangan klip rantai, dan menyetel kekencangan rantai roda.
Prosedur penyetelan kekencangan rantai roda :
(a) Kendorkan poros roda belakang.
(b) Kendorkan mur
pengunci (adjuster lock nut).
(c) Putar mur
penyetel (cub) atau baut penyetel (sport) hingga didapatkan main bebas rantai roda sesuai
spesifikasi.
(d) Pastikan skala
kiri dan kanan berada pada posisi yang sama.
(e) Tarik rantai roda ke atas pada saat mengencangkan mur roda, untuk memastikan kedua penyetel tidak
berubah posisinya. Pastikan rantai yang di tarik atau di setel pada bagian yang kencang, tidak boleh pada
bagian yang kendor.
(f) Untuk memeriksa
kembali hasil penyetelan, lakukan pemeriksaan ketegangan rantai roda pada pada titik
tengah diantara kedua sprocket.
c) Memeriksa
kekocakan poros kemudi, dan melakukan penyetelan apabila diperlukan.
(1) Menaikkan roda
depan sehingga roda depan dalam posisi terangkat dan kemudi bebas.
(2) Memeriksa
pergerakan kemudi. Jika kemudi berat atau tidak dapat bergerak rata, periksa bantalan kemudi.
(3) Roda depan masih
dalam keadaan terangkat, gerakkan garpu depan ke depan-belakang.
(4) Apabila terdapat
kekocakan, periksa bantalan kemudi.
d) Memeriksa kondisi
keausan ban dan menyetel tekanan angin ban Memeriksa kondisi keausan ban dengan memeriksa kedalaman minimal ban pada tanda batas keausan ban (wear limit indicator).
e) Memeriksa
keausan bushinglengan ayun depan
(suspensi tipe Bottom Link) dan keausan
bushingporos lengan ayun belakang.
Bila perlu berikan vet pada engsel lengan ayun depan (tipe bottom link) melalui nippel pelumasan menggunakan pompa vet.
f) Memeriksa dan
mengencangkan baut-baut pengikat (baut rangka, baut pengikat mesin, baut/mur kepala silinder dan knalpot , tuas starter, tuas transmisi, dsb)
g) Memberikan
pelumasan pada bagian-bagian yang bergesekan (rantai roda, lengan penggerak sistem rem, tuas starter,
standart samping, pijakan kaki pembonceng).
Jadwal Perawatan Berkala Sepeda Motor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar